PENGERTIAN PELUMASAN DAN KLASIFIKASI
PELUMASAN
2.2.3 Pelumasan
Pelumasan adalah metode yang
digunakan untuk mengurangi gesekan, keausan dan panas dari bagian mesin yang
bergerak relatif satu terhadap lainnya. Pelumas adalah zat yang bila dimasukkan
diantara permukaan-permukaan yang bergerak, dan melumasi permukaan
tersebut.
Klasifikasi pelumasan
Berdasarkan jenis aplikasi pemakaian
bearing yang ada, pelumasan dapat dibagi menjadi :
a) Intermittent Lubrication.
Bearing untuk aplikasi beban ringan
dan rpm lambat dapat dilumasi secara manual. Oil bisanya di masukkan ke dalam
lubang pelumasan pada bearing. Oil yang digunakan biasanya adalah grease
menggunakan pressure gun.
b) Limited Continous
Lubrication.
Metode ini lebih baik daripada
pelumasan dengan manual. Pelumasan ini berisi sumbu pelumas atau jarum pelumas.
Sumbu membawa oil secara kapilar. Jika journal bearing berputar, jarum di kocok
dan oli mengalir lewat dari reservoir melalui gap antara jarum dan lubang di
plug bearing.
c) Continous Lubricating.
Oil di suplai secara terus menerus
dan ini sangat penting untuk pelumasan hidrodinamik. Ada beberapa jenis
continuous lubricating, yang pertama adalah ring oil system yaitu membuat
pelumasan disekeliling bearing journal. Oil di semprot dari bearing bagian
bawah dan ketika journal bearing berputar maka oil akan terangkat ke atas
sehingga melumasi semua bagian journal. Yang kedua adalah splash lubrication,
dimana part yang berputar direndam bersama oli dan biasanya digunakan untuk pelumasan
mesin, gear-box, compressor. Contohnya pelumasan antara dinding cylinder dan
piston ring, pelumsanannya menggunakan metode ini. Yang ketiga adalah
in-pressure lubrication system yaitu pelumasan dengan menyemprotkan oil dengan
pompa ke titi- titik pelumsan, setelah oil disemprotkan ke bagian bagian part,
oli jatuh dan ditampung dan kembali masuk ke pompa dan mengalami siklus yang
sama.
Pada bearing luncur atau journal
bearing, sebuah poros, atau journal, berputar atau berosilasi pada suatu bearing,
atau bearing, dan gerakan relatifnya adalah luncuran. Pada suatu bearing anti
gesekan, gerakan relatif utama adalah gelindingan. Sebuah batang pengikut bisa
menggelinding atau meluncur pada cam. Gigi-gigi roda gigi perpasangan satu
terhadap yang lain dengan suatu gabungan gelindingan dan luncuran. Piston
meluncur di dalam silindernya. Semua pemakaian ini memerlukan pelumasan untuk
mengurangi gesekan, keausan dan panas.
Ada lima bentuk pelumasan yang dapat
dikenal secara jelas, yaitu :
- Hidrodinamika
- Hidrostatika
- Elastohidrodinamika
- Batas (boundary)
- Lapisan padat tipis (solid
film).
Pelumasan hidrodinamika
(hydrodinamic lubrication) berarti bahwa permukaan penerima beban dari bearing
dipisahkan oleh lapisan pelumas yang agak tebal, sedemikian rupa untuk menjaga
persinggungan logam dengan logam, dan bahwa stabilitas yang dicapai dapat
dijelaskan dengan hukum-hukum mekanika fluida.
Pelumasan hidrodinamika tidak
tergantung pada pemberian pelumas dengan tekanan, walaupun hal itu mungkin
terjadi tetapi yang pasti ia memerlukan penyediaan pelumas yang cukup setiap
waktu. Tekanan lapisan terjadi dengan sendirinya dengan gerakan permukaan yang
menarik pelumas kepada suatu zona yang berbentuk baji pada suatu kecepatan yang
cukup tinggi untuk menghasilkan tekanan yang seperlunya untuk memisahkan
permukaan-permukaan terhadap beban pada bearing. Pelumasan hidrodinamika
disebut juga lapisan-tipis penuh (full film) atau pelumasan fluida (fluid
lubrication).
Pelumasan hidrostatika (hydrostatic
lubrication) didapat dengan memasukkan pelumas, yang kadang-kadang berupa udara
atau air, kedalam bidang bearing beban pada suatu tekanan yang cukup untuk
memisahkan permukaan-permukaan dengan suatu lapisan pelumas-tipis yang agak
tebal. Sehingga, tidak seperti pelumasan hidrodinamika, gerakan dari permukaan
relatif terhadap yang lain tidak diperlukan. Pelumasan hidrostatika perlu
diperhatikan dalam merancang bearing dimana kecepatan putar kecil atau nol dan
dimana tahanan gesekan sekecil mungkin.
Pelumasan elastohidrodinamika
(elastohydrodynamic lubrication) adalah gejala yang terjadi bila suatu pelumas
dimasukkan diantara permukaan-permukaan yang berkontak secara menggelinding,
seperti pasangan roda gigi atau bearing rol.
Luas permukaan yang tidak memadai,
suatu penurunan kecepatan dari permukaan yang bergerak, suatu pengurangan
jumlah pelumas yang dimasukkan ke suatu bearing, kenaikan beban bearing, atau
kenaikkan temperatur pelumas yang terjadi karena viskositas salah satu diantara
hal-hal diatas dapat menjaga terbentuknya suatu lapisan-tipis (film) yang cukup
tebal untuk membentuk pelumasan lapisan-tipis penuh. Bila ini terjadi, pada
keadaan yang paling buruk mungkin dipisahkan oleh lapisan-tipis pelumas hanya
dalam ketebalan beberapa ukuran molekul saja. Ini disebut pelumasan batas
(boundary lubrication). Perubahan dari pelumasan hidrodinamika ke pelumasan
batas tidaklah seluruhnya terjadi secara mendadak ataupun sesuatu yang
mustahil. Mungkin bahwa suatu campuran pelumasan hidrodinamika dan pelumasan
batas terjadi dulu, dan begitu permukaan bergerak saling mendekat, pelumasan
jenis batas menjadi lebih berperan. Viskositas dari pelumas tidaklah terlalu
penting pada pelumasan batas dibanding dengan komposisi kimiawi pelumas
tersebut.
Bila bearing harus beroperasi pada
temperatur yang sangat tinggi, suatu pelumas lapisan padat tipis (solid-film
lubrication) seperti graphit atau molybdenum disulfida harus dipakai karena
minyak mineral biasa tidak sesuai. Banyak penelitian akhir-akhir ini sedang
dilakukan dalam tujuan ini, juga untuk mencari bahan campuran bearing dengan
nilai keausan yang rendah dan juga koefisien gesek yang kecil.
2.2.4 Viskositas
Viskositas adalah ukuran resistensi
(daya hambat) suatu fluida terhadap tegangan geser (shear). Nilai viskositas
bervariasi, berbanding terbalik terhadap temperatur dan berbanding lurus
terhadap tekanan tetapi keduanya dalam bentuk nonlinear. Viskositas dapat
dinyatakan dalam dua bentuk yaitu viskositas absolut η dan viskositas kinematik
υ dengan hubungan : (Norton, 1998 : 581) dimana ρ adalah massa jenis dari
fluida. Satuan dari viskositas absolut η adalah lb-sec/in2 (reyn) dalam sistem
satuan Inggris atau Pa-s dalam satuan SI. Tetapi biasanya selalu dinyatakan
dalam μreyn dan mPa-s. Centipoise (cP) sama dengan 1 mPa-s. Nilai viskositas
absolut pada temperatur 20°C (68°F) adalah 0,0179 cP (0,0026 μreyn) untuk
udara, 1,0 cP (0,145 μreyn) untuk air dan 393 cP (57 μreyn) untuk pelumas mesin
SAE 30. Pelumas atau oli yang bekerja pada bearing yang panas biasanya
mempunyai viskositas antara 1 sampai 5 μreyn.
Viskositas kinematik diukur dalam
suatu alat yang dinamakan viskometer, yang berbentuk rotasional atau kapiler.
Viskometer kapiler mengukur laju aliran dari suatu fluida yang melewati pipa
kapiler pada temperatur 40° atau 100°C. Viskometer rotasional mengukur torsi
dan kecepatan putar dari suatu poros vertikal atau kerucut yang berputar dalam
sebuah bearing. Satuan SI dari viskositas kinematik adalah cm2/sec (stoke) dan
dalam satuan Inggris adalah in2/sec. Satuan stoke biasanya terlalu besar, maka
biasanya digunakan satuan centistokes (cSt).
Viskositas absolut diperlukan dalam
perhitungan tekanan dan aliran pelumas didalam bearing. Nilainya ditentukan
dari viskositas kinematik yang terukur dan massa jenis fluida pada temperatur
pengujian.
2.2.5 Teori Pelumasan Hidrodinamika

Gambar 2.6 Lapisan oli bergeser yang
diantara dua permukaan paralel tidak dapat menyokong beban transversal
Gambar 2.6a menunjukkan gambar
journal dan bearing yang konsentrik dan poros dalam posisi vertikal. Diametral
clearance cd diantara journal dan bearing sangat kecil, sekitar satu per-seribu
kali dari diameter. Kita dapat memodelkannya sebagai dua buah pelat karena
celah h sangat kecil dibandingkan dengan jari-jari lengkungnya. Gambar 2.6b
menunjukkan dua buah pelat yang dipisahkan oleh lapisan-tipis oli dengan jarak
celah sebesar h. Jika pelat paralel, lapisan-tipis oli tidak akan memberikan
beban transversal. Hal ini akan berlaku untuk journal dan bearing yang
konsentrik. Journal horizontal yang konsentrik akan menjadi eksentrik dari
berat poros. Jika poros dalam posisi vertikal, journal dapat berputar secara
konsentrik terhadap bearing selama tidak ada gaya gravitasi transversal.
Persamaan Reynold untuk Journal
Bearing Eksentrik
Untuk menyokong beban transversal,
pelat pada gambar 2.6b harus dibuat tidak paralel. Jika pelat bagian bawah pada
gambar 2.6b diputar berlawanan arah jarum jam dan pelat bagian atas digerakkan
ke arah kanan dengan kecepatan sebesar U, fluida diantara pelat akan terbawa
sehingga mengurangi celah seperti yang terlihat pada gambar 2.7a, menghasilkan
tekanan yang akan menyokong beban transversal P. Sudut antara pelat sama dengan
variasi clearance oleh karena eksentrisitas e dari journal dan bearing pada
gambar 2.7b. Ketika beban transversal diberikan pada journal, maka seharusnya
akan merubah eksentrisitas dengan bearing untuk membentuk perubahan celah agar
dapat menyokong beban dengan cara menaikkan tekanan lapisan-tipis.

Gambar 2.7 Lapisan oli yang bergeser
diantara dua permukaan tidak paralel dapat menyokong beban transversal
Eksentrisitas e dan celah h untuk
journal bearing dapat dilihat pada gambar 2.7b. Eksentrisitas e diukur dari
titik pusat bearing Ob ke titik pusat journal Oj. Nilai maksimal e adalah sebesar
cr = cd / 2 dimana cr adalah radial clearance. Eksentrisitas dapat
dikonversikan dalam bentuk tak berdimensi, rasio eksentrisitas ε : (Norton,
1998 : 598)
yang nilainya bervariasi antara 0
pada kondisi tanpa beban sampai 1 pada kondisi beban maksimum ketika journal
berkontak dengan bearing. Besarnya tebal lapisan-tipis h sebagai fungsi θ dapat
diaproksimasikan sebagai :
Perhatikan journal bearing pada
gambar 2.8. Titik pusat sistem koordinat xy dapat ditempatkan bebas misalnya
pada titik O. Sumbu x bersinggungan dengan bearing, sumbu y melewati titik
pusat bearing Ob dan sumbu z (tidak ditunjukkan) paralel dengan sumbu bearing.
Umumnya, bearing dalam kondisi diam dan hanya journal yang berputar, tetapi
dalam beberapa kasus sering terjadi kebalikkannya atau malah keduanya berputar.
Lalu kecepatan tangensial bearing ditunjukkan oleh U1 begitu juga dengan
kecepatan tangensial journal ditunjukkan oleh T2. Perhatikan bahwa arah
keduanya (sudut) tidak sama oleh karena eksentrisitas. Kecepatan tangensial T2
untuk journal dapat dibentuk menjadi dua komponen dalam arah x dan y sebagai U2
dan V2. Sudut antara T2 dan U2 sangat kecil sehingga kosinusnya mendekati nilai
1 dan dapat dinyatakan bahwa U2 T2. Komponen V2 dalam arah y ditentukan oleh
perubahan celah h ketika berputar sehingga .

Gambar 2.8 Komponen kecepatan
journal bearing eksentrik
Dengan menggunakan asumsi diatas,
dapat ditulisakan persamaan Reynold berdasarkan perubahan ketebalan celah h,
kecepatan relatif antara journal dan bearing V2 dan U1-U2 dan tekanan fluida p
sebagai fungsi dua dimensional x dan z, dengan asumsi journal dan bearing
paralel dalam arah z dan viskositas η adalah konstan,
Short-Bearing Solution
Long bearing kerap kali tidak
digunakan lagi dalam bidang permesinan moderen karena beberapa alasan. Defleksi
dan ketidaklurusan pada poros dapat mengurangi clearance sampai bernilai nol
pada long bearing, sehingga orang-orang lebih memilih short bearing. Rasio l/d
dari bearing moderen adalah antara ¼ sampai 1. Ovrick dan DuBois berhasil
memecahkan persamaan Reynold untuk kasus yang menyertakan batas kebocoran
akhir, yaitu :
Bentuk persamaan ini mengabaikan
batas nilai untuk aliran keliling oli disekitar bearing dengan alasan bahwa
nilainya akan kecil bila dibandingkan dengan aliran dalam arah z (kebocoran)
pada short bearing. Persamaan diatas dapat diintegrasikan untuk mendapatkan
nilai tekanan pada lapisan-tipis oli sebagai fungsi dari θ dan z
Persamaan ini dikenal sebagai
persamaan Ovrick atau persamaan short-bearing. Persamaan ini dievaluasi pada θ
= 0 sampai , dengan asumsi tekanan adalah nol diatas setengah keliling sisanya.
Gambar 2.9 memperlihatkan distribusi tekanan pada θ dan z. Pada θ = 0 posisi
berada pada h = hmaks dan sumbu θ melewati Ob dan Oj. Distribusi tekanan p
akibat z adalah parabola dan puncaknya pada titik tengah dari panjang bearing
dan nol pada . Tekanan p bervariasi tidak linear pada θ dan puncak pada kuadran
kedua. Nilai dari θmaks pada pmaks
dan nilai pmaks ini dapat dicari
dengan mensubstitusikan z = 0 dan θ = θmaks kedalam persamaan diatas.
Berdasarkan puncak tekanan terjadi
pada sudut θmaks. Sudut ini diukur dari sumbu θ nol, yang merupakan sepanjang
garis dari titik tengah journal dan bearing. Akan tetapi bagaimana dengan sudut
dari garis eksentrisitas diantara titik tengah Ob dan Oj ? Garis aksi dari gaya
P yang diaplikasikan pada journal didefinisikan sebagai faktor eksternal. Gaya
P ini ditunjukkan berarah vertikal pada gambar dan sudut antara gaya ini dengan
sumbu θ = ditunjukkan sebagai .
Torsi dan Daya Hilang pada Journal
Bearing
lapisan-tipis fluida bergeser
diantara journal dan bearing. Gaya geser ini membuat keduanya saling
menghasilkan torsi yang berlawanan, Tr pada bagian yang berputar dan Ts pada
bagian yang diam. Pasangan gaya P, pada gambar 2.9, salah satunya bekerja pada
titik pusat journal Oj dan yang lainnya pada titik tengah bearing Ob, membentuk
kopel , yang mana bila ditambahkan pada torsi diam Ts akan menghasilkan torsi
berputar Tr. (Norton, 1998:594)
2.2.6 Perancangan Hidrodinamik
Bearing
Biasanya penerapan gaya P pada
bearing dianjurkan dan kecepatan putar n’ diketahui. Diameter bearing bisa
diketahui bisa juga tidak, tetapi selalu bisa didefinisikan dengan tegangan
geser, defleksi atau pertimbangan yang lain. Perancangan bearing memerlukan
penemuan kombinasi yang cocok dari diameter bearing dan atau panjang yang akan
beroperasi dengan viskositas fluida yang cocok, clearance yang benar dan mampu
buat serta rasio eksentrisitas yang tidak memungkinkan logam dengan logam untuk
berkontakkan pada kondisi berbeban ataupun berbeban lebih.
Faktor Beban Perancangan – Bilangan
Ovrick (Ovrick Number)
Langkah yang tepat untuk mendekati
masalah ini adalah menggunakan suatu faktor beban tak berdimensi berbanding
dengan berbagai parameter bearing yang dapat diolah, diplot dan dibandingkan.
Persamaan dapat disusun ulang dan memasukkan menjadi : (Norton, 1998:596)
Persamaan ini mengandung banyak
parameter dimana perancang yang telah mengontrol dan menunjukkan banyak
kombinasi dari paramter-parameter tersebut yang memberi bilangan Ovrick yang
sama, akan menghasilkan rasio eksentrisitas ε yang sama. Rasio eksentrisitas
memberikan sebuah indikasi bagaimana dekatnya kegagalan lapisan-tipis oli
terjadi sejak .
grafik hubungan rasio eksentrisitas
ε sebagai fungsi dari bilangan Ovrick ON dan juga menunjukkan data eksperimen
dari 10 referensi untuk parameter yang sama. Sebuah kurva empirik disesuaikan
dengan data yang menunjukkan bahwa teori menurunkan besarnya rasio
eksentrisitas.
Perhitungan mengenai beban, torsi,
tekanan rata-rata dan tekanan maksimum lapisan-tipis oli, dan
parameter-parameter bearing lainnya serta besarnya clearance dapat menggunakan
persamaan-persamaan yang telah dituliskan sebelumnya.
perbandingan dari pmaks / pavg dan
Ts / To sebagai fungsi dari bilangan Ovrick untuk nilai ε teoritik dan
eksperimen. Gambar 2.12 menunjukkan variasi besarnya sudut θmaks dan teoritik
dan eksperimen dengan bilangan Ovrick.
Langkah-langkah Perancangan
Beban dan kecepatan umumnya
diketahui. Jika poros telah dirancang berdasarkan tegangan geser dan defleksi
maka diameter akan diketahui. Panjang bearing atau rasio l / d sebaiknya
dipilih berdasarkan kondisi pengemasan. Semakin besar rasio l / d akan
memberikan tekanan lapisan-tipis yang lebih kecil. Clearance ratio dinyatakan
sebagai Cd / d. Clearance ratio biasanya bernilai antara 0,001 sampai 0,002 dan
kadang-kadang sampai paling besar 0,003. Semakin besar clerance ratio akan
menambah nilai ON. Semakin besar ON akan memperbesar nilai eksentrisitas,
tekanan dan torsi seperti yang terlihat pada gambar 2.10 dan 2.11.
Keuntungan dari besarnya nilai
clearance ratio yaitu meningkatkan besarnya aliran pelumas, yang mana akan
meningkatkan kerja pendingin. Rasio l / d yang besar mungkin membutuhkan
clearance ratio yang lebih tepat untuk mampu menahan defleksi poros. Bilangan
Ovrick dapat dipilih dan besarnya viskositas yang dibutuhkan dapat dihitung
dari persamaan. Beberapa literasi biasanya diperlukan untuk menghasilkan
rancangan yang seimbang.
Pemilihan bilangan Ovrick sangat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam perancangan. G.B Dubois memberikan
panduan dalam menebak harga bilangan Ovrick yaitu ON = 30 (ε = 0,82) adalah
batas atas untuk beban sedang, ON = 60 (ε = 0,90) adalah batas atas untuk beban
berat dan ON = 90 (ε = 0,93) adalah batas atas untuk beban yang sangat berat.
Pada angka beban diatas 30, sebaiknya hati-hati untuk mengontrol toleransisi
manufaktur, surface finish dan defleksi. Untuk aplikasi bearing yang umum
sebaiknya digunakan ON dibawah 30.
Daftar pustaka;
http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2016/12/pengertian-pelumasan-dan-klasifikasi.html
Daftar pustaka;
http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2016/12/pengertian-pelumasan-dan-klasifikasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar